Peran Teologi Biblika dalam Misi Pelayanan

Peran Teologi Biblika dalam Misi Pelayanan

Misi pelayanan, dalam konteks kekristenan, bukanlah sekadar serangkaian aktivitas atau program sosial. Ia adalah jantung dari identitas gereja dan kelanjutan dari kisah Allah yang agung. Namun, dalam hiruk pikuk pelayanan kontemporer, seringkali kita terjebak dalam pragmatisme—fokus pada apa yang berhasil alih-alih apa yang benar menurut kehendak Tuhan.

Di tengah godaan untuk mengikuti tren dan metode yang ramai, ada satu disiplin ilmu yang berfungsi sebagai jangkar abadi: Teologi Biblika.

Teologi Biblika (TB) adalah studi sistematis yang menelusuri kisah Allah yang terungkap secara progresif di seluruh Alkitab, mulai dari Kejadian hingga Wahyu, dengan Kristus sebagai titik puncaknya. Jika Teologi Sistematika berfokus pada apa yang diajarkan seluruh Alkitab tentang topik tertentu (misalnya, doktrin dosa), Teologi Biblika berfokus pada bagaimana tema-tema kunci (misalnya, Kerajaan Allah, Perjanjian, Bait Suci) berkembang dalam alur sejarah keselamatan (Heilsgeschichte).

Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Teologi Biblika berperan sebagai fondasi, kerangka, dan kompas dalam Misi Pelayanan, memastikan setiap tindakan pelayanan kita berakar kuat pada narasi Injil yang autentik.


I. Teologi Biblika sebagai Fondasi Misi: Dari Penciptaan hingga Pemenuhan

Teologi Biblika mengubah cara kita memandang misi pelayanan, dari sekadar tugas keagamaan menjadi partisipasi dalam drama kosmis yang dipimpin oleh Allah sendiri.

1. Misi Berakar pada Missio Dei

Konsep misi dalam TB tidak dimulai dari gereja (Missio Ecclesiae), melainkan dari Allah Tritunggal (Missio Dei). Misi adalah sifat Allah. TB menunjukkan bahwa misi adalah upaya Allah untuk menebus dan memulihkan ciptaan-Nya yang telah jatuh:

Peran TB: Dengan memahami Missio Dei, kita menyadari bahwa pelayanan bukanlah proyek kita, melainkan proyek Allah yang telah kita ikuti. Hal ini memberikan otoritas dan visi jangka panjang pada setiap upaya pelayanan.

2. Kerajaan Allah sebagai Kerangka Misi

Teologi Biblika menegaskan bahwa tema sentral Alkitab adalah Kerajaan Allah. Kerajaan ini diresmikan dalam Kristus (already) tetapi belum sepenuhnya terwujud (not yet).


II. Teologi Biblika sebagai Kompas Arah Misi: Memastikan Keotentikan Injil

Teologi Biblika sangat penting untuk menjaga integritas pesan dan metode pelayanan kita, khususnya dalam konteks multikultural dan sinkretisme modern.

1. Menghindari Sinkretisme melalui Kesatuan Perjanjian

TB menolong kita memahami bagaimana Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berhubungan. Hal ini krusial untuk mencegah penyalahgunaan teks atau praktik:

Baca Juga: Kisah Mahasiswa ISTTO Hikmat Wahyu Mengasah Keterampilan

2. Teologi Salib dalam Pelayanan Penderitaan

Teologi Biblika menggarisbawahi tema penderitaan, yang mencapai puncaknya di kayu salib. Pemahaman ini sangat relevan untuk misi di daerah yang teraniaya atau yang miskin.


III. Implikasi Praktis Teologi Biblika dalam Pelayanan Kontemporer

Bagaimana TB seharusnya memengaruhi kegiatan sehari-hari dalam misi pelayanan?

1. Mendorong Misi Holistik (Holistic Mission)

Teologi Biblika menentang pandangan yang membatasi keselamatan hanya pada spiritualitas pribadi. Kerangka TB tentang Kerajaan Allah mendorong kita untuk bertindak secara komprehensif:

2. Membentuk Karakter Pemimpin Misi

TB secara progresif mengungkapkan karakter Allah dan standar hidup bagi umat-Nya. Pemahaman ini sangat penting bagi para pemimpin pelayanan:

3. Memperjelas Arah Pelayanan Lintas Budaya (Misiologi)

TB adalah jembatan penting untuk misiologi:


Penutup: Kembali ke Naskah Asli

Pada akhirnya, peran Teologi Biblika dalam misi pelayanan adalah peran seorang penunjuk jalan. Ia memaksa kita untuk kembali ke naskah asli—untuk mendengar kisah Allah Tritunggal sebagaimana Dia ingin menceritakannya.

Misi bukanlah tentang seberapa besar program kita, seberapa banyak dana yang kita kumpulkan, atau seberapa modern metode kita. Misi sejati adalah tentang kesetiaan dalam menceritakan dan menghayati kisah penebusan Allah, yang berpuncak pada Kristus.

Dengan menjadikan Teologi Biblika sebagai landasan, para pelayan kontemporer akan dipersenjatai dengan pemahaman yang mendalam tentang maksud dan tujuan Allah, menghasilkan pelayanan yang tidak hanya efektif secara pragmatis, tetapi juga otentik secara biblis, relevan secara budaya, dan membawa kemuliaan bagi Raja di atas segala raja.

admin
https://sttisttohwsulut.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *